Jan 23, 2009

Surat Dari Allah

Minta komen para ustaz terhadap tulisan di bawah. Boleh ke bersastera seperti ini walau untuk berdakwah sekalipun. Takut nanti ada yang tersalah menganggapnya sama dengan perkataan Allah dari Quran dan melalui Hadith Qudsi. Namun di satu sudut, tulisan seperti ini mungkin boleh membawa kesan dan kesedaran kepada kumpulan sasarannya :

"Forgiveness is a gift of high value, yet its cost is nothing."

Surat dari Allah SWT

Saat kau bangun pagi hari, AKU memandangmu dan berharap engkau akan berbicara kepada KU, walaupun hanya sepatah kata meminta pendapatKU atau bersyukur kepada KU atas sesuatu hal yang indah yang terjadi dalam hidupmu hari ini atau kemarin .....
Tetapi AKU melihat engkau begitu sibuk mempersiapkan diri untuk pergi bekerja ......
AKU kembali menanti saat engkau sedang bersiap, AKU tahu akan ada sedikit waktu bagimu untuk berhenti dan menyapaKU, tetapi engkau terlalu sibuk ........ Disatu tempat, engkau duduk disebuah kursi selama lima belas menit tanpa melakukan apapun. Kemudian AKU Melihat engkau menggeerakkan kakimu. AKU berfikir engkau akan berbicara kepadaKU tetapi engkau berlari ke telephone dan menghubungi seorang teman untuk mendengarkan kabar terbaru. AKU melihatmu ketika engkau pergi bekerja dan AKU menanti dengan sabar sepanjang hari. Dengan semua kegiatanmu AKU berfikir engkau terlalu sibuk mengucapkan sesuatu kepadaKU. Sebelum makan siang AKU melihatmu memandang sekeliling, mungkin engkau merasa malu untuk berbicara kepadaKU, itulah sebabnya mengapa engkau tidak menundukkan kepalamu. Engkau memandang tiga atau empat meja sekitarmu dan melihat beberapa temanmu berbicara dan menyebut namaKU dengan lembut sebelum menyantap rizki yang AKU berikan, tetapi engkau tidak melakukannya ..... masih ada waktu yang tersisa dan AKU berharap engkau akan berbicara kepadaKU, meskipun saat engkau pulang kerumah kelihatannya seakan-akan banyak hal yang harus kau kerjakan. Setelah tugasmu selesai, engkau menyalakan TV, engkau menghabiskan banyak waktu setiap hari didepannya, tanpa memikirkan apapun dan hanya menikmati acara yg ditampilkan. Kembali AKU menanti dengan sabar saat engkau menonton TV dan menikmati makananmu tetapi kembali kau tidak berbicara kepadaKU ........ Saat tidur, KU pikir kau merasa terlalu lelah. Setelah mengucapkan selamat malam kepada keluargamu, kau melompat ketempat tidur dan tertidur tanpa sepatahpun namaKU, kau sebut. Engkau menyadari bahwa AKU selalu hadir untukmu. AKU telah bersabar lebih lama dari yang kau sadari. AKU bahkan ingin mengajarkan bagaimana bersabar terhadap orang lain. AKU sangat menyayangimu, setiap hari AKU menantikan sepatah kata, do'a, pikiran atau syukur dari hatimu. Keesokan harinya ...... engkau bangun kembali dan kembali AKU menanti dengan penuh kasih bahwa hari ini kau akan memberiku sedikit waktu untuk menyapaKU .......
Tapi yang KU tunggu ........ tak kunjung tiba ...... tak juga kau menyapaKU. Subuh ........ Dzuhur ....... Ashyar ......... Magrib ........ Isya dan Subuh kembali, kau masih mengacuhkan AKU .... tak ada sepatah kata, tak ada seucap do'a, dan tak ada rasa, tak ada harapan dan keinginan untuk bersujud kepadaKU .......... Apa salahKU padamu ...... wahai UmmatKU?????

Rizki yang KU limpahkan, kesehatan yang KU berikan, harta yang KU relakan, makanan yang KU hidangkan, anak-anak yang KUrahmatkan, apakah hal itu tidak membuatmu ingat kepadaKU ...........!!!!!!!

Percayalah AKU selalu mengasihimu, dan AKU tetap berharap suatu saat engkau akan menyapa KU, memohon perlindungan KU, bersujud menghadap KU ...... Yang selalu menyertaimu setiap saat .......

Allah SWT ......

Note: apakah kau memiliki cukup waktu untuk mengirimkan surat ini kepada orang lain yang kau sayangi??? Untuk mengingatkan mereka bahwa segala apapun yang kita terima hingga saat ini, datangnya hanya dari ALLAH semata.

** dah jadi macam satu bentuk surat berantai yang baru pulak** Isinya menarik dan berkesan tapi dari segi akidahnya, kena mintak kelulusan pakar rujuk kat sini. Kalau lulus saya pun nak tolong edarkan.

*********************
g@y@t
Salam

Pada zahirnya, mmg isinya amat baik. Bahkan isi2nya tidak lari dari ketetapan syara'. Semuanya bersandarkan kpd nas2 dari al-Qur'an dan juga al-Hadis(setakat pembacaan saya sekilas lalu). Hanya saja tidak disertakan dalil2 dari mana ia dipetik.

Tetapi, apa yg menjadi masalah di sini adalah penisbahan surat/artikel di atas drpd Allah swt. Meskipun kesemuanya bersumber dari dalil2, namun Allah swt tidak pernah menyusun ayat sptmana di atas. Jauh sekali Allah swt menulis surat utk hambanya. Jika ya pun, 'surat' dari Allah swt kpd kita hanyalah al-Qur'an.

Menisbahkan surat di atas kpd Allah swt adalah satu kesalahan yg tidak boleh dipandang ringan. Jika menisbahkan sesuatu perkara kpd Nabi saw yg mana Baginda saw tidak menyebut atau melakukannya pun berdosa besar, apakan pula menisbahkan kpd Allah swt.

Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda, maksudnya: “Sesiapa yang menceritakan (atau meriwayatkan) satu hadis dan dia pandang hadis tersebut sebagai dusta, maka dia termasuk dalam salah seorang pendusta.” [Shahih Muslim, muqaddimah]

Pendustaan di atas tidak mengira samada perkara itu sesuatu yg buruk maupun baik pd timbangan akal. Selagi ianya bukan dari Nabi saw, maka ia termasuk pendusta.

Oleh itu, saya menasihatkan, agar kita berhati2 dalam penisbahan sesuatu perkara itu kpd individu, apatah lagi kpd Allah azza wa jalla. Penipuan tetap dikatakan penipuan. tidak dpt lari dari hakikat itu. Serupalah seorang pencuri yg mencuri utk bersedekah. Apakah niat baiknya itu menghalalkan cara?

Sekian. WA.

Wassalam
_________________
kamin
Panel Feqh
wa'alaikumussalam. JKK Ustaz Gayat.

Benar Sdr fazlimuslim, sudah pasti risalah begini tidak wajar dilakukan. Tidak ada siapa yang boleh memakai ganti diri (dhamir) bagi Allah swt, ia boleh membawa kepada syirik, wa Nauzubillah! Risalah Allah swt sudah lama diperlengkapkan dengan wafatnya junjungan besar kita, Nabi Muhammad saw. Ini adalah satu pendustaan kepada agama, walaupun dengan niat yang baik. Risalah Allah swt melalui al-Quran adalah terpelihara, sebagaimana firmannya :-

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
"Sesungguhnya kamu telah menurunkan al-Zikir (al-Quran), dan sudah pasti kami akan menjaganya" -[al-Hijr 15:9]

Belajar dahulu agama dengan sebaik-baiknya sebelum ingin menyampai sesuatu dakwah. Penyampaian risalah berikut perlu diubah ganti nama (pronoun) nya. Tukarkan perkataan AKU kepada ALLAH, dan KU kepada NYA atau DIA, agar ia kelihatan sebagai satu syair dari seorang hamba Allah swt dan ia perlu ditukar agar dilihat sebagai satu nasihat dan bukan kalam Allah! . WA.

Wassalam

0 comments:

Post a Comment